Yang saya maksud di sini, ya foto-foto semacam mang ojol atau orang nyebrang, dipotret pakai tele serta editan Lightroom warna yang luar biasa. Jangan lupa juga caption sok lucu ketika dipajang di feed. Sangat minim point of interest, komposisi, apalagi Teknik-teknik macam layering atau juxta.
Baiklah, aku akan bercerita. Dulu waktu kanak-kanak, aku dan teman satu sekolahan sangat suka tayangan gulat (dulu disebutnya WWF bukan WWE, juga ada WCW, sama kerennya). Bahkan sampai sekarang, saya masih suka, idola saya Brock Lesnar haha. Nah di kala istirahat, kami suka main gulat, tentu juga memperagakan gerakan-gerakan khas dari pegulat kesukaan masing-masing.
Setiap pegulat punya finishing move andalan. Ada yang susah sekali, seperti “jackhammer” Goldberg, mengangkat orang sampai vertikal 90° kemudian banting ke lantai. Ada juga yang geje, macam “Mr.Socko” ala Mankind, membekam lawan sampai lemas pakai kaos kaki. Nah, tentu saja ada di antara kami yang menyukai Undertaker atau Rei Mysterio. Namun meniru finishing move mereka, susah sekali. Mana ada tenaga untuk mengangkat lawan secara upside down, atau mana ada ring untuk bergelantungan 619. Makanya, yang kami tiru ya yang gampang-gampang, seperti jurusnya The Rock atau Triple H. Selain mudah, tidak akan bikin cidera karena nyaris tidak ada impact, dan toh cukup meriah juga buat ditonton sekelas. Cukup menyenangkan juga.
Jadi, kami tidak melakukan “thumbstone” ala Undertaker karena :
1. Susah
2. Mungkin tidak ngefans sama dia.
Namun juga ada yang sok-sok jurus joget aneh ala Booker T karena :
1. Mudah
2. Ingin ala Undertaker atau Lesnar sebenernya tapi tidak kuat
3. Ya dia memang mengidolai Booker T. Eh, kami juga tidak pukul-pukulan pakai kursi karena kursi WWE beda dengan bangku kayu di sekolah.
Itu hanya analogi…
So, ya mungkin juga sih di dunia foto jalanan. Mungkin karena mengikuti idolanya, mungkin juga karena itu mudah alias less effort, atau mungkin sudah cukup puas dengan yang begitu. Saran saya, kalau mau mengidolakan seorang fotografer, pilih yang fotonya sulit sekalian, supaya kalau pun kamu mau meniru, ada proses belajar yang akan mengasah naluri, pemahaman komposisi, keberanian, dll.
Sekian penjelasan yang sulit dimengerti ini.

