Kamera Sejutaan tapi Modern

Harga kamera bekas semakin naik, tapi kamu ‘kan semakin jago. Tidak ada salahnya pakai kamera yang agak lawas…

Ini adalah Olympus E-PL7, mirrorless keluaran 2014. Kamera ini adalah “sweet spot” kalau mau seri E-PL, sebab dengan harga yang tak jauh beda, seri di bawahnya yaitu E-PL6 agak kurang layak karena resolusi layarnya rendah. Sedangkan naik ke E-PL8 dan 9 sangat tidak signifikan bedanya. Kalau ke E-PL8 nambahnya gak terlalu berat lah, tapi kalau ke E-PL9 apalagi 10 wah udah dua kali lipat.

Makanya E-PL7 saya bilang paling cocok. Terutama kalau kamu baru belajar. Tapi sekali pun sudah expert, kamera ini masih bisa memenuhi sebagian besar kebutuhan fotografi harian kok.

Saya beli kamera ini untuk sahabat saya, Mas Raka. Itu orang susah bener disuruh ganti kamera, E-PL5 dia sudah ngadat mulu, tiap hunting ada aja kendalanya. Makanya saya suruh ganti ini, secara feel dan pemakaian sudah tak perlu adaptasi lagi. Lensa dan baterai pun bisa dilanjut pakai. Bulan lalu saya ambil pas “black friday”, cuma 2.5jt sepaket lensa fix 45mm F/1.8. Itu adalah obral! lensa itu saja bekasnya bisa dua juta hahaha…

Tapi ya itu skenario khusus. Normalnya bodi saja sekitar 1.5-1.9 juta lah, bergantung kondisi dan kelengkapan. Murah dong… tapi apakah masih layak?

Well sebetulnya pertanyaan masih layak atau tidak tuh, jawabannya bakal selalu sama : selama kamera itu nyala berfungsi serta baterainya ada yang jual, maka dia adalah alat yang bisa digunakan. Selebihnya ya bergantung kecakapan penggunanya.

Kendati sudah agak tua, tapi feel kamera ini tak beda dengan kamera OM System kekinian. Dibanding kamera sejenis misalnya Lumix GX1, kamera ini jauh terasa lebih modern dan familiar. Tampilan menunya (walau rumit) tapi clean, resolusi layarnya baik-baik saja (1jt dot), IBIS ada, baterainya pun masih sangat gampang dicari.

Build quality mantap. Terasa hampeg dan solid, tidak seperti kamera entry level pada umumnya… ehem Fuji X-A…

Feel di genggaman jujur agak kurang enak karena kameranya kecil sekali dan gripnya cuma secuil, tapi masih bisa toleransi lah. Agar secara ergonomi tetap ideal, cocoknya dipasang lensa pancake seperti Lumix 14mm atau maksimal Olympus 17mm F/1.8 lah.

Foto di atas semuanya pakai 17mm dan flash baru, Godox iM30.

Tapi kadang aku pasangi lensa Samyang fisheye yang bobotnya lebih dari bodinya sih. Memang bikin jadi berat ke depan tapi entah mengapa, aku sangat suka hasil lensa itu haha.

Aku rasa walau secara hasil foto JPEG Olympus tuh sudah pasti sangat cantik dan enak dilihat, namun ada baiknya kamu tetap menyisipkan file RAW. Walau di setingannya ada opsi “keep warm color” yang bisa dimatikan, namun seri E-PL punya kecenderungan warnanya terlalu hangat. Ini bisa dibuktikan, ketika buka fotonya di Camera RAW, WB auto dia selalu di atas 6.000 Kelvin, kadang bisa 7.000. Ini jauh dari ideal, makanya bagusnya sih ya RAW.

Hasil fotonya ya… mirip Olympus. Bagus bagus saja, dan lebih bagus daripada Lumix apa pun yg harganya di bawah lima juta. Warna enak, detail dapet, DR cukup.

Ah… motret pakai ini rasanya familiar. Kalau casingnya diganti, ini gak ada bedanya dengan E-M10 hahahaha. Performa AF sama, masih terhitung cepat dan akurat. Menunya pun sama saja, rumit. Dan karena dial atas minus sebiji demi size kompak, tombol F dan ISO mesti berbagi, itu kalau pakai mode full manual ya. Bagaimana kalau pakai lensa yang ada ring F seperti Leica 15mm? ya sama saja, karena ring F lensa Lumix tidak kompatibel di bodi Olympus.

tapi E-PL7 tidak ada in body flash, tapi dikasih kok… cuma ya repot aja harus bawa benda tambahan…

Seharian aku mengetes kamera ini, full flash (pop up bawaan), baterainya gak habis sebiji. Buset. Tapi Olympus memang begitu sih… jangankan baterai seri BL-N untuk OM-D, ini pun baterai BL-S yang jauh lebih kurus, daya tahannya tetap bisa diandalkan.

Lagian baterainya masih gampang dicari, Kingma masih selalu nyetok seratus ribuan saja.

Yang harus diperhatikan, Olympus seri E-PL itu baterai CMOSnya ringkih dan tak bisa diganti. Maka kalau beli bekas apalagi pakai tahunan, maka kondisi CMOS soak adalah keniscayaan. Ya, gak terlalu ganggu sih, cuma kalau cabut baterai maka tanggalnya reset. Memang seharusnya begitu, jangan kayak Fuji, semuanya reset sampai seting terkecil.

Ok, karena kamera ini cuma sejutaan, dan seandainya berfungsi normal maka bisa dibilang menang banyak. Saya merekomendasikannya. Tinggal kasih lensa dua jutaan, udah deh… total empat juta kurang, sudah bisa motret riang gembira, bisa selfie pula karena layarnya bisa flip ke depan.

Oh iya… layar bisa flip ke depan tidak berarti kamera ini adalah mesin video yang bagus ya, haha. Sebaiknya tidak usah dicoba.

X
Facebook
WhatsApp
Email
Pinterest
Telegram