Sebagaimana tampilan di layar kalian, ini adalah website saya. Kendati sulit untuk mengatakan bahwa saya ini adalah fotografer profesional, namun saya sadar bahwa saya membutuhkan website sendiri, dibanding hanya mengandalkan sosial media. Sedangkan saya saja yang amatiran punya website, jangan-jangan kalian juga butuh. Inilah alasannya…
- Sebagai tempat menaruh portofolio. Bagaimana pun juga, salah satu sifat dari seni adalah ingin diapresiasi dan dinikmati oleh kalangan banyak. Sosial media memang populer, tapi untuk foto, pastinya kita akan lebih bahagia jika media digital menampilkan dalam resolusi besar dan jelas. Dalam website pribadi, kita bisa membuat tab berapa pun, misalnya website saya, ada kolom “street”, “portrait”, serta dibagi berdasar tahun, dll dsb. Walau sedikit bisa dipaksakan, tapi penyusunan rapi semacam ini sulit untuk diterapkan dalam Instagram misalnya. Kita juga bebas mendesain tampilan sendiri, alih-alih mengikuti interface bawaan sosial media.
- Kenikmatan memajang karya. Entah sudah berapa kali, foto saya dihapus paksa oleh Instagram. Padahal saya yakin tidak melanggar aturan mereka. Saya juga gusar dengan alogaritma Instagram, kadang foto saya tidak dimunculkan, kadang malah ada di mana-mana. Bukannya saya ingin “like” toh saya adalah tipe pengguna yang “like” disembunyikan. Melainkan, semua terlihat melalui “insight”, ada hari baik yang mana pemirsanya banyak, sering juga muncul hari aneh. Saya tidak mau nasib karya saya diatur-atur oleh alogaritma yang dipertanyakan dasar-dasarnya. Kalau di webstite sendiri, mau pasang foto apapun siapa yang larang? Selama orang itu masuk website saya, pasti nemu foto-foto saya… tanpa bergantung pada hastag atau like.
Lalu juga kita bisa memajang tulisan-tulisan entah itu artikel atau puisi, dengan rapi dan tertata. Bisa menyediakan tab file-file RAW untuk diunduh oleh teman, dan lain-lain, semuanya dalam satu website kamu
- Meningkatkan kredibilitas di depan klien. Ya anggap saja kalian motret komersil, kira-kira keren mana, ngasih alamat website dengan alamat Instagram, pada calon klien? Tapi kalau saya sih buat keren-kerenan aja, saat kenalan dengan cewek asing untuk difoto, tinggal saya perlihatkan website ini.
- Bisa jualan dengan keren. Dengan tools yang tepat, kamu bisa menjual produk-produkmu, bahkan produk digital seperti NFT dan eBook. Mungkin juga jualan preset, atau menjadi afiliator untuk produk rekanan.
- Penghasilan tambahan. Selain daripada calon klien yang akan bertambah sesuai reputasimu yang makin meningkat, dan juga permainan SEO yang handal, kamu bisa menyimpan iklan. Baik lewat Adsense, atau link afiliasi. Sebelum kamu mulai membaca, ada iklan Tokopedia ‘kan? Saya dapat sekitar 100rb sehari dari itu. Tidak banyak, tapi jelas lebih banyak daripada yang pernah diberikan Instagram kepadamu.
Kira-kira itulah motivasi saya membuat website ini. Kebahagiaan paling utama sih, saya tidak lagi bergantung pada sosial media. Ya sosial media butuh, karena bagaimana juga orang-orang berkumpul di sana. Tapi jangan pernah jadi yang utama. Sudah terbukti, website itu abadi, sosial media itu ada matinya. Mungkin suatu hari Instagram akan mati seperti MySpace, lalu ada penggantinya, dan haruskah kita memulai lagi dari awal membangun jaringan, reputasi dan portofolio?
Website ini dibuat oleh sahabat saya, selain cakap dalam bidang teknologi, dari sananya dia adalah seniman sekaligus sastrawan, makanya setiap detail sangat piawai dia garap. Denger-denger dia menerima lho kalau ada yang mau bikin website portofolio kayak saya, mulai sejutaan udah dapet hosting plus website full desain, hingga jasa update konten rutin untuk halaman kalian. Tunggu apa lagi… cepat, elegan dan keren. Bisa semakin murah kalau bilang bahwa kalian adalah warga binaan saya.

