Sistem Micro Four Third (MFT) sudah ada hampir 13 tahun. Ekosistem lensanya paling banyak dibanding sistem lainnya. Karena ada dua brand besar yang pakai mount MFT, yakni Panasonic Lumix dan Olympus. Sebetulnya ada juga brand kamera lain semacam Blackmagic bahkan Xiaomi, tapi mereka tidak bikin lensa. Adapun populasi lensa akan semakin banyak karena brand-brand macam Sigma, Laowa, Mitakon, TTartisan dll ikutan juga bikin lensa.
Dari sekian banyak pilihan lensa, tidak mungkin kamu beli semua. Bahkan walau sudah menyeleksi FL yang cocok untuk kebutuhan, tetap saja ada berbagai pilihan. Dalam hemat saya, tidak masalah hanya punya satu lensa, asalkan itu adalah lensa yang tepat. Sebenarnya saya hanya ingin menulis tentang satu lensa saja, yang benar-benar menurut saya paling worth every money. Namun, tidak semua orang bisa pakai lensa ini untuk portrait, dan lensa lainnya sulit untuk dipakai street, makanya saya hadirkan di sini dua lensa yang wajib dimiliki kalau kamu pakai kamera MFT.
Note : dewasa ini Olympus dan Lumix banyak membuat lensa dengan seri “pro”, harganya menembus belasan juta. Sudah pasti bagus, dan barangkali adalah lensa yang jauh lebih superior daripada dua lensa yang bakal saya bahas. Namun selain harganya yang di luar nalar, ukurannya pun besar sekali. Saya cinta MFT, tapi mari realistis, saya tidak mau keluar uang 25 juta lebih untuk body OM-1. Kalau saya harus mengeluarkan uang sebanyak itu saya akan beli kamera full frame. Demikian juga dengan lensanya, sangat tidak pas pakai lensa ukuran besar nan mahal di body mungil seperti E-M5 II. Bagi saya, seri-seri lama body dan lensa MFT adalah yang terbaik. Sensor kecil = body kecil = lensa kecil , itulah esensi dari pakai MFT. Kalau mau bawa kamera besar lensa besar, saya akan beli Sony A7 series saja.

Baiklah, ini adalah dua lensa wajib punya. Selalu kecil, harga makin murah, kualitas pun prima. Bisa dibilang, termasuk lensa abadi di ekosistem MFT.
1. Olympus 45mm F/1.8
Lensa ini sekarang hitungannya sudah masuk obral gak masuk akal. Barunya cuma 3 juta, bekas mulus bisa dapat 2 juta ke bawah. Untuk harganya, lensa ini sangat sulit dicari tandingannya. Orang-orang yang beli lensa ini tidak melulu lantaran budget pas-pasan, karena meski sedang banyak uang, saya akan tetap beli lensa ini dibanding opsi lain dengan FL serupa, misalnya Leica Nocticron 42.5mm F/1.2.

Termasuk lensa yang sangat senior di dunia MFT, tapi ‘kan lensa tidak ada kadaluarsanya. Lensa ini sangat kecil dan ringan. Bodinya plastik, malah jadi awet kalau terbentur atau jatuh, tidak akan ada dent. Performa lensa ini tak diragukan lagi, cepat dan tajam. 45mm jadinya 90mm, FL yang pas untuk portrait, dan memang lensa ini harusnya untuk portrait. Gila aja nyetrit pakai 90mm, sangat bertentangan dengan semangat jalanan.
Bokeh pada lensa ini sangat memuaskan. Ingat, bokeh tidak melulu soal seberapa blur, melainkan kualitas blurnya. Pada wide open saja lensa ini sangat tajam, gak perlu stop down. Rendering bokehnya soft dan creamy.
Kalau kamu suka portrait yang bokeh-bokeh, maka lensa ini wajib dimiliki. Bukan berarti Nocticron 42.5mm haram untuk dibeli, tapi selain berat, harganya lima kali lipat lensa ini. Apakah hasilnya lima kali lipat lebih bagus?
Ada juga lensa lain yang build quality dan ukurannya mirip sekali yakni 42.5mm F/1.7 Lumix. Dalam hemat saya, lebih mahal 1.5 juta hanya demi OIS namun hasil foto dan performanya mirip-mirip itu kurang layak, kecuali kamu pakai body Lumix dan tetap ingin tone warna full Lumix.
2. Olympus 17mm F/1.8
Ini adalah lensa serba guna, setara 34mm, ideal untuk street atau dokumentasi. Dari segi ukuran, lensa ini lebih kecil lagi dibanding 45mm, namun bobotnya lebih berat karena lensa ini full metal. Ada semacam mekanisme, ring fokusnya bisa ditarik ke belakang, lantas berubah jadi manual focus. Tetap focus by wire, tapi feelnya terasa sangat natural, apalagi ada satuan jarak di sekeliling ring. Ini sangat berguna untuk zone focus, karena entah untuk alasan apa, tidak ada satuan jarak pada interface live view Olympus.

Juga termasuk lensa sangat senior di ekosistem. Sebetulnya pada box ada tulisan “premium”, karena dulu harga barunya 6 jutaan, termasuk mahal terlebih ada versi “non-premium” yang F/2.8. Tapi sekarang rasanya tidak akan ada lagi yang menyebut premium, karena ada upgrade dari lensa ini yang F/1.2, harganya belasan juta. Di atas premium apa ya sebutannya? Pertamax?
Aaaah lensa ini, gimana ya. Sejatinya saya tidak suka 35mm, saya lebih milih 28mm. Namun kala itu, di dunia MFT untuk 28mm tok ya cuma ada Lumix 14mm, dan lambat bukan main. Jadinya ya pilih ini saja. Lagipula, untuk 35mm, tidak ada lagi lensa selain ini. Lumix bikinnya 15mm dan 20mm, jadi ya hanya lensa ini 35mm yang layak. Yang versi F/2.8 kurang layak karena soft sekali fotonya. Lensa yang mirip dengan ini ya Leica Summilux 15mm F/1.7, agak lebih wide, tapi lebih mahal, sekitar 5.5 jutaan bekasnya, bandingkan dengan Olympus yang cuma 3 jutaan. Dan kalau sudah punya 17mm F/1.8 tidak perlu lagi beli 15mm F/1.7.
Lensa ini sangat cepat, tajam sangat, warna pun akurasinya maksimal. Mudah digunakan dan dibawa-bawa. MF clutch, saya cinta sekali, cara terbaik zone focus kalau pakai Olympus. Sudah begitu lensa ini gampang dicari pun mudah dijual kalau lagi gak punya uang, karena peminatnya selalu ada.
Ya saya rasa dua lensa itu sih yang wajib dimiliki. Rasanya ada yang hilang ya? iya, mana lensa dengan FL setara 50mm standar? well, harusnya saya menjawab Olympus 25mm F/1.8, tapi Leica Summilux 25mm F/1.4 jauh lebih bagus, tapi harganya lebih mahal. Ada jenis orang yang cukup punya 50mm saja, dan itu sah, ya belilah Leica 25mm. Dari semua lensa MFT, kalau hanya boleh pilih satu, saya ambil Olympus 17mm F/1.8. 45mm untuk pelengkap saja kalau mau portrait. Kok rasanya jadi aneh ya, haha… 50mm malah bisa untuk street dan portrait ‘kan? begini, harga 17mm ditambah 45mm itu setara 25mm Leica. Itu aja. Mending dapat dua lensa dong…
Panduan lensa murah MFT di bawah 5 juta…
Diusahakan punya :
Olympus 17mm F/1.8
Olympus 45mm F/1.8
Boleh dibeli, enggak pun tak apa :
Olympus 25mm F/1.8
Lumix 42.5mm F/1.7
Laowa 17mm F/1.8 (manual)
Laowa 7.5mm (manual)
Samyang 7.5mm F/3.5 (manual)
Kalau mampu, belilah :
Olympus 12mm F/2
Leica 15mm F/1.7
Leica 25mm F/1.4
Lumix 7-14mm F/4
dan segala macam lensa zoom ultrawide / fisheye
Walau murah, hindari atau jadikan opsi terakhir :
Lensa kit
Sigma 16 / 19 / 30mm F berapapun
Olympus 17mm F/2.8
Lumix 25mm F/1.7
Lumix 20mm F/1.7
Lumix 14mm F/2.5
Meike, 7artisan, TTartisan dan semacamnya.. karena itu lensa APSC cuma ganti mounting.
Bagus dan serba guna, tapi berat :
Olympus Pro 12-40mm F/2.8
Lumix X 12-35mm F/2.8

Sekian pembahasan lensa-lensa murah MFT. Well, saya anggap di bawah 5 juta itulah murah ya. Saya tidak bisa memasukkan Olympus 75mm F/1.8 karena walau sangat bagus dan salah satu lensa terbaik tanpa memandang harga, lensa tersebut di atas 5 juta dan kegunaanya terlalu spesifik.
Lagian memang sebaiknya pakai body dan lensa murah saja, buat saya set up ideal MFT tuh 10 juta ke bawah sudah dapat satu body dan dua lensa kalau bisa. Kalau sudah belasan apalagi puluhan juta, beli full frame aja. Sekali lagi, saya cinta MFT, tapi mari realistis dan tetap pada prinsip utama pada sesepuh penemu sistem ini : Murah, ringan, menyenangkan.







