ABYSS

Kisah ini tentang dunia pelarianku dari keseharian yang membosankan…

Genshin Impact. Tak terasa, sejak mulai main game ini tahun 2020, berarti sudah jalan lima tahun! Well, lima tahun itu adalah usia pakai yang cukup panjang untuk sebuah game mobile… (dibilang mobile pun tidak juga sih, game ini ada juga di PC dan PS). Lagian selama game itu terus mendapatkan update konten, ya terus jalan. Sebut saja Asphalt 8 sudah hampir 15 tahun ada di App Store, masih tetap banyak yang main.

Jika sesuai dengan alur cerita, maka minimal Genshin masih akan ada sekitar dua tahun lagi. Namun selama masih menghasilkan pundi-pundi Yuan, kayaknya ngapain juga dia stop. Artinya masih akan ada cerita, kegembiraan, dan dompetku yang terkuras.

Aku main game ini sejak pekan pertama peluncuran. Saat itu awal covid. Aku kira hanya game mobile biasa, rupanya jauh lebih dari itu. Secara visual dan gameplay, ini sih levelnya konsol. Dan memang game ini multi platform. Untuk versi mobile tentu grafik tidak sehebat di PC, namun tetap jauh di atas game mobile mana pun. Dan bergantung spek gawai juga.

Karena game ini pula lah, aku sampai beli iPad. Demi menikmati kualitas maksimal, namun tetap bisa dinikmati di mana saja. Jujur waktu itu saya beli iPad Mini 6 karena mungil, murah namun prosesornya yang terkuat (kala itu ya). Itu 64gb, 30gb cuma buat Genshin saja hahaha.

Tentu hingga hari ini, game ini masih termasuk game penyiksa gawai. Buktinya, hampir setiap review hp pasti menyertakan game ini sebagai tolak ukur performa. Namun sebelum terlalu bahas teknis, kita hentikan saja. Aku lebih suka membahas Genshin sebagai sebuah… dunia.

Suatu ketika CEO Mihoyo (sekarang Hoyoverse) pernah berpidato, bahwa tujuan perusahaan game dia adalah menciptakan dunia baru yang mana para pemainnya tak akan pernah kesepian, karena bisa dinikmati bersama karakter-karakter kesayangan. Ya… manisnya sih begitu, namun tentu saja karakter-karakter yang kawai itu akan merangsang pemain untuk mengeluarkan uang. Dan memang hingga hari ini, Genshin nyaris selalu lima besar penghasilan bulanan tertinggi di antara game mana pun. Pun jika saya tidak salah, saat ini Genshin adalah game dengan budget total tertinggi sepanjang sejarah… ya karena sudah jalan lima tahun.

Apa yang dikatakan Da Wei (CEO Hoyo) memang ada benarnya. Sebagai game open world dengan dunia yang sangaaaaat besar plus segudang kegiatan, berjalan menikmati indahnya dataran Teyvat bersama karakter kesayangan… lebih dari sekadar main game. Ini seperti jalan bersama sahabat. Di Teyvat, tak ada hukum yang timpang, pejabat yang mencuri dari rakyat, atau agama. Mana cewek di sana lututnya putih semua.

Cerita yang indah, latar lokasi yang memesona, karakter dengan suara yang imut-imut… ah. Belum lagi musiknya… Sekali main quest, beneran rasanya ingin tinggal di dunia sana.

Terkadang sepulang menjalani hari yang berat dan mengecewakan, di perjalan pulang aku terbayang, bahwa aku masih punya dunia lain untuk dikunjungi. Sebagai pelepas penat, atau bahkan kompensasi atas kehidupan nyata yang menyebalkan. Di Teyvat, aku bisa jalan-jalan bersama pemain lainnya dari seluruh dunia. Mendapat sahabat baru.

Ya walau dibilang hanya selingan pun… enggak juga sih. Aku berkomitmen penuh, tiap hari pasti main minimal sejam. Kalau tidak log in, aku rugi, karena sudah berlangganan… tanpa putus lima tahun.

Problem keuangan  

Aku tak ingin terdengar boros atau suka buang-buang uang. Lagian, game ini TIDAK mengharuskan pemainnya untuk membayar satu rupiah pun. Walau kamu main secara gratis, tidak ada fitur atau pengalaman yang dikurangi. Namun dengan mengeluarkan uang, kamu bisa “gacha” karakter atau senjata dengan jauh lebih leluasa.

Well… kalau ditotal, ya mungkin sudah sekitar 50 juta lah aku spend. Itu belum termasuk iPad yang memang kubeli khusus game ini. Terdengar wah sekali… tapi ya itu akumulasi selama lima tahun, bukan sekali keluar. Jadi tidak bisa tuh, “mendingan beli Ninja 250” dll, karena itu semua akumulasi.

untuk pembelian pertama, bonusnya adalah double. karena sudah saya beli, ya tidak double lagi.
list itu reset setahun sekali. banyak pemain yang hanya sekali beli per tahun karena bonusnya gede,
namun tak sedikit juga yang beli berkali-kali.

Langganan Welkin 70rb sebulan (sekurang-kurangnya, ini kamu sebaiknya beli), Battle Pass 180rb. Udah sih. Bahkan tanpa Battle Pass pun tak apa, yang penting Welkin. Yang agak besar, ya Genesis Crystal… yang selalu menggoda bahkan hingga berkali-kali.

Game ini gratis, tapi juga mahal. Sebagai gambaran, ada sistem “gacha” 50:50 untuk karakter, dan 25:75 untuk weapon (namun setahun belakangan, diperlunak jadi 50:50). Tidak ada pemain yang selamanya beruntung. Orang-orang seperti saya tak akan menyerah setelah kalah. Jika cara gratis tidak memberi kebahagiaan, ya bayar haha. Faktanya, walau kamu beli Crystal senilai 1.5jt pun tidak menjamin kamu akan dapat karakter yang diinginkan. Karena rata-rata “pity” adalah 76, jika kalah ya ulang lagi dari nol, entah bakal dapat pada tarikan ke berapa.

Maka seperti bisa dilihat, karakter dan senjata saya lumayan banyak… bisa disimpulkan sendiri lah. Gacha karakter tidak bisa dibilang judi karena kalau menang di judi, hasilnya bisa ditarik jadi duit. Ini ‘kan hitungannya tetap jual beli, hanya diberi bumbu keberuntungan.

Tapi di era sekarang, hampir semua game begitu sih. Download gratis, setelah main ya antara banyak iklan atau ada transaksi online. Sejujurnya, 1.5jt untuk satu karakter di Genshin itu adalah jumlah yang sama dengan satu mobil mewah di Asphalt 9. Bedanya, karakter Genshin bisa diajak jalan-jalan di open world, sedangkan mobil di Asphalt hanya untuk balap satu lap dan setelah tiga race harus diistirahatkan.

Sejak dulu aku terhitung hemat untuk urusan game. Namun semua berubah setelah Genshin. Aku pun tak tahu mengapa. Pada akhirnya, aku merasa lebih nyaman mengeluarkan uang di game daripada beli alkohol atau main perempuan sih.

Memasuki tahun ke lima, dan sekurangnya masih ada dua tahun lagi. Selagi ada umur, ya aku main. Tidak ada alasan untuk berhenti. Entahlah… terkadang game ini menjadi pelampiasan, kadang malah menambah masalah haha. Jika membandingkan hidupku sebelum dan sesudah ada Genshin, ya jelas ada bedanya. Mungkin bukan hanya aku.

Kalau dirata, cukup sepuluh menitan untuk menyelesaikan misi harian dan event sih. Namun setiap beres update, ada lanjutan cerita. Nah itu cukup lama, beberapa jam. Tapi setelahnya kosong lagi sampai sebulan ke depan. Jadi kalau dibilang menyita waktu, ya enggak terlalu. Meski nanti sudah punya istri atau anak, main ya main aja. Toh gak main game pun tetap scroll timeline di hp.

Namun untuk segi uang nih… yang mesti agak lebih bijak. Sejauh ini sih aku masih merasa setara dengan kebahagiaan yang didapat, jadi… why not.

X
Facebook
WhatsApp
Email
Pinterest
Telegram