Tutorial Mengedit Hitam-Putih ala Saya

Ada kalimat bijak dalam dunia fotografi, katanya “Ketika kamu memotret seseorang dalam warna, maka kamu akan memotret pakaiannya. Tapi ketika kamu memotret seseorang dalam hitam-putih, maka kamu akan memotret jiwanya.” Dan walau saya ini 100% warga monokrom, saya tidak mau setuju. Karena foto yang bagus ya bagus saja, mau warna mau hitam-putih.

Pembahasan tentang filosofi memotret tanpa warna bisa panjang, baca saja di artikel lainnya.

Dari awal saya selalu motret hitam putih sih. Disebutnya motret karena saya benar-benar pakai preset JPEG monokrom bawaan kamera. Entah itu ketika pakai Lumix, Olympus, atau Fuji. Semuanya gak ada yang bikin puas. Hi-contrast BW pada Ricoh GR agak lumayan sih, tapi saya sudah kadung hijrah pakai Silver Efex Pro, waktu itu baru versi 2.

Iya, sejak 2016 saya gak ganti-ganti preset atau cara mengedit. Selalu pakai Silver Efex, dulu namanya Google NIK sekarang diambil alih DXO, sekarang generasi 3 dan konon sudah muncul generasi 4 – saya belum beli karena gak punya uang, dan malas kalau harus penyesuaian fitur lagi –

Saya tidak ujug-ujug nemu, melainkan diberi tahu oleh guru saya, Mas Tatsuo Suzuki. Daripada kebanyakan trial dan error, mending saya tanya sama sosok yang foto hitam putihnya paling keren. Dan walau saya sudah samaan software dengan dia, dan bahkan kameranya saya tiru (GR II, GR III, X100T, X100F hingga X100V), tetap saja tidak bisa mirip total. Iyalah, dia motretnya di Tokyo saya di Bandung haha. Kendati demikian, saya cukup puas makanya saya pakai terus bertahun-tahun.

Baiklah, kamu download saja DXO NIK Collection. Itu plug in Photoshop atau Lightroom. Bisa beli resmi $150 bisa juga ngebajak. Karena saya pakai Photoshop di Macbook M1, selalu crash kalau pakai bajakan, maka saja beli asli… lalu juga jadinya segala ilustrasi tampilan di sini ya Photoshop. Tapi dasarnya sama saja kalau sudah masuk ke Silver Efex, yang beda cuma proses RAW di awal…

Langkah pertama, buka file RAW. Dan kamu harus motret RAW, karena kalau memproses JPEG warna jadi monokrom tuh rusak sekali piksel-pikselnya. Buka filenya, lalu adjust exposure sesuai selera. Ada dua tipe orang, yang naikin highlight dan yang turunin highlight. Saya adalah golongan kedua, karena tidak suka kalau baju warna terang jadinya terlalu bersinar. Saya juga kubu turunin warna putih. Kalau warna hitam, situasional… kalau saya pakai Fuji, tidak saya turunkan banyak-banyak karena hitamnya sudah kelam. Tapi kalau pakai Lumix atau Ricoh, mesti agak banyak biar kontras.

Selesai proses RAW, tinggal masuk ke pilihan plug in pada tab atas, lalu pilih “Silver Efex Pro 3”. Kalau pada Lightroom, klik kanan di fotonya lalu “edit with” semacam itulah.

Sampai di dalam tampilan SIlver Efex, nanti ada banyak preset. Saya selalu pilih yang basic / normal / netral. Karena universal masuk di segala jenis exposure dan white balance. Tapi kalau kamu agak rajin, ya bisa pilih-pilih yang lain. Selanjutnya tinggal ikuti selera dan eksposure foto. Satu yang selalu saya samakan, grain size paling kecil dan kerapatannya banyak. Ini tidak harus ditiru, tapi saya lebih suka foto hitam-putih yang banyak bintik-bintik. Ketajaman detail dll saya selalu set di paling minimal, biar tidak terkesan terlalu artifisial.

Kalau kamu berpedoman pada kurva segala macam, boleh saja. Kalau saya tidak pernah peduli, saya hanya berpedoman pada preview hasil akhir di foto. Toh itulah hasil aslinya. Tingkat warna yang bisa dinaikan ada beberapa, merah dan kuning itu biasanya mewakili kulit subjek, biru mewakili langit, hijau ungu dsb ya kalau ada warna serupa pada FILE WARNA ASLINYA. Lagi-lagi ini sesuai selera saja dan situasi dalam foto saja. Kalau motret di kondisi cahaya melimpah, jauh lebih fleksibel memainkan tingkat kecerahan warna. Kalau malam hari apalagi macam di Bandung yang gelap gulita, sebaiknya banyak-banyak dibikin naik.

Ya sudah, tekan “apply” maka foto pun jadi.

Itu sih cara saya edit. Pernah coba juga pakai Lightroom beserta preset-presetnya, atau VSCO biar gampang, kurang cocok saja. Untuk urusan detail-detail kecil spesifik monokrom, saya rasa Silver Efex Pro memang paling lengkap. Sudah begitu bisa dipasang di berbagai software edit foto.

Yang penting, belilah yang asli, jangan dibiasakan pakai bajakan. Dan jangan pernah beli preset Lightroom apalagi dari street tog lokal. Enak aja dia jual preset aneh yang cuma mainin white balance, sedangkan yang bagus aja gratis haha.

X
Facebook
WhatsApp
Email
Pinterest
Telegram